Rabu, 03 November 2010

biodata kami berempat :)

SARVINA


Nama : Sarvina
Kelas : XI IPA plus 1
TTL : Pangkal Pinang, 20 Desember 1994
Alamat : Jl. Letn. Murod Gang Biga no.315 km.5 Palembang
Hobi  : Browsing Internet
Motto : Be your self 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuannya adalah agar dapat:
1. Mengetahui bagian – bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai
2. Mengetahui tanaman bibit bonsai
3. Mengetahui tanaman bakal bonsai dan bagaimana cara menanamnya
4. Mengetahui bagaimana cara membuat tanaman bonsai
5. Untuk memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia
B. Latar Belakang
Menurut Rismunandar, (1993L tanpa halaman) menyatakan, “tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuk dan warnanya itu di Jepang diberi nama bonsai.”
Dai kutipan di atas menunjukan tentang pengertian bonsai, jadi bonsai adalah tanaman kerdil yang bentuknya menyerupai tanaman di alam bebas yang di tanam di pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya atau sering juga disebut tanaman hias, itu karena bentuknya yang indah dan menarik dan biasa dipajang di halaman rumah sebagai Hiasan untuk menambah keindahan rumah, sehingga orang yang melihat akan merasa tertarik.


Pertama kalinya tanaman bonsai ini dikembangkan di Tiongkok pada abad ke XI, kemudian pada abad ke XV seni tanaman bonsai masuk ke Jepang, hingga seni tanaman kerdil ini disebut bonsai. Dengan keindahan dan keunikan dari tanaman bonsai ini akhirnya tanaman bonsai ini sampai merambah ke Amerika Serikat bahkan ke dunia Barat termasuk ke Indonesia bonsai ini banyak digemari dan diminati untuk bisa memiliki tanaman itu.
Dengan demikian untuk bisa memenuhi hasrat itu, maka bonsai dalam penyusunan karya ilmiah ini. Hal ini sengaja penulis sajikan agar menambah kreatifitas bagi yang berminat tanaman hias.

C. Metode
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menggunakan metode deskripsi dan pendekatan yang digunakan yaitu dengan pendekatan normative, dimana penulis menjelaskan dan memaparkan bagaimana cara membentuk tanaman menjadi tanaman bonsai dengan menggunakan literature yang ada

D. Sistematika Penulisan
Di samping karya ilmiah ini harus bersifat ilmiah, juga harus tersusun secara sistematis. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Dalam sistematika penulisan karya ilmiah ini diawali dengan isi yang terdiri dari daftar isi, dilanjutkan dengan isi yang terdiri dari beberapa Bab yaitu Bab I, Bab II, dan Bab III, yakni rinciannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Isi dari Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub Bab yaitu; tujuan, latar belakang, metode; sistematika penulisan, dan terakhir Kegunaan
Bab II Pembahasan
Pembahasan ini menguraikan materi tentang tanaman bonsai secara teoritis dimana dalam hal ini terdiri dari beberapa sub yaitu: bagian tanaman, sifat dan fungsinya, bibit bonsai, bakal bonsai dan cara menanamnya; dan tahap-tahap pembentukan bonsai.
Bab III Penutup
Dalam Bab III ini diisi dengan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran, dimana penulis setelah menguraikan materi tentang bonsai selanjutnya menyimpulkan dan memberikan saran sehingga karya ilmiah ini bisa bermanfaat.

E. Kegunaan
Manfaat dan kegunaan penyusunan karya ilmiah ini diharapkan bisa:
1. Menumbuhkan minat seseorang untuk bisa memiliki bonsai
2. Memberikan motivasi untuk bisa berkreasi dan kreatif
3. Memberikan pengetahuan dan pengalaman bagaimana membentuk tanaman bonsai 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bagian Tanaman, Sifat Dan Fungsinya
Bagi seorang yang baru ingin mengembangkan daya kreasinya membentuk bonsai, terlebih dahulu memerlukan bekal pengetahuan ala kadarnya tentang tumbuh-tumbuhan.
Membuat bonsai pada hakikatnya mempengaruhi bagian-bagian tanaman sedemikian rupa sehingga bisa tampil pertumbuhan yang dikehendaki pemiliknya.
Perlu diingat, bahwa tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk yang hidup, walaupun bersifat pasif, tetap akan memberikan reaksi terhadap gangguan pada tubuhnya.

1. Organ-Organ Tanaman dan Sifatnya
Hingga saat ini tanaman yang dikerdilkan pada umumnya termasuk keluarga besar “Dicotyledon” atau tanaman yang bijinya berkeping dua, maka dari itu uraian tentang bagian-bagian tanaman di bawah ini khusus ditujukan terhadap tanaman yang berkeping dua.
Bagian-bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian ialah:
- Bagian vegetatif (organum nutritivum)
- bagian generatif (organum reproductivum)
Untuk landasan membuat bonsai dibatasi pada penguraian bagian vegetatif saja, Karena bagian generatif kurang perannya dalam membentuk bonsai.
a. Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif dapat dibagi dalam 2 (dua) bagian:
1. Yang berada di atas tanah (batang pokok, dahan, ranting, daun) berada di dalam lingkungan yang penuh dengan udara dan lembap, serta sinar matahari dan suhu udara yang tidak konstan
2. Bagian yang berada di dalam tanah, perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan menghindari matahari.
Bagian ini terdiri dari:
- Akar tunggang atau akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah
- Akar lateral, tumbuhnya mendatar, dan keluar dari dekat leher akar

b. Sifat dan fungsi bagian vegetatif
1. Batang pokok
Dapat meningkat tingginya, Karena diperlengkapi dengan titik tumbuh pucuknya. Dan dapat memperbesar lingkaran batangnya Karena diperlengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambium di atas kayu, dan di bawah kulit.
2. Dahan
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya bisa mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90°. Dengan adanya dahan-dahan tersebut dibentuklah mahkota pohon yang konis, pyramidal, bulat telur, lonjong dan sebagainya.

3. Ranting
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun dahan, dapat tumbuh ke arah yang beraneka ragam, namun rata-rata tumbuh ke luar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru.

4. Kuntum
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun dan ada pula yang terpendam (tidak nampak) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru.

5. Akar
Akar sifatnya menghindari sinar matahari, sifat ini disebut “negatif phototropis”. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang lingkup di mana mereka berada, misalnya akar tunggang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak bisa ditembus, akan berubah arahnya. Sebagai contoh akar tanaman di dalam pot atau keranjang akan melingkar-lingkar bilamana sudah tua umurnya.

2. Fungsi Bagian Tanaman
Organ-organ tanaman yang berada di atas tanah, tidak dapat dipisahkan dari organ-organ yang berada di dalam tanah. Dampak pertumbuhan perakaran, nampak pula pada pertumbuhan batang pokok dahan dan sebagainya.
a. Daun merupakan pabrik untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein dan lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesa.
Sarana dari proses tersebut adalah:
- Hijau daun yang sehat
- Sinar matahari
- Udara yang mengandung zat asam arang (CO2)
- Air
b. Fungsi akar
Fungsi akar yang utama adalah untuk menyerap zat-zat mineral yang larut di dalam air atau dari tanah. Zat-zat mineral ini pada umumnya diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Air yang diserap bersama zat mineral, diperlukan untuk berlangsungnya fotosintesa. Tanpa air atau kekurangan air tanaman akan nampak layu, terutama yang diserang terlebih dahulu bagian-bagian yang masih relatif muda.

B. Bibit Bonsai
Bibit untuk bonsai atau bakal bonsai dapat diperoleh dari:
- Biji yang khusus disemaikan atau dari semai yang ada di alam bebas
- Setekan atau cangkokan, yang pembuatannya memerlukan sedikit keterampilan
- Okulasi
- Bongkah-bongkah tanaman yang masih bertunas dan masih nampak bertahan untuk hidup

1. Semai Bakal Bonsai
Untuk mendapatkan bibit melalui penyemaian sendiri, akan memakan waktu cukup lama. Menyemaikan biji hingga dapat di tanam dalam pot banyak liku-likunya, sehingga dapat menghabiskan semangat untuk memulai mengayunkan langkah membentuk bonsai.
Pesemaian bibit bonsai lebih baik diserahkan saja kepada perusahaan bibit (bonsai) yang sekaligus berkecimpung dalam pembikinan bonsai untuk di jual.
2. Setek, Cangkok Dan Okulasi
Menyetek, mencangkok dan membuat okulasi merupakan seni tersendiri. Menyetek dan mencangkok dapat menghasilkan tanaman baru dalam jangka waktu yang relatif singkat (1-2 bulan). Sedangkan membuat okulasi bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun.
a. Menyetek
Sebelum mempraktekan teknis menyetek tanaman, perlu disadari bahwa setiap jenis tanaman dapat dengan mudah disetek.
Dikenal 3 jenis setek, yaitu:
- Setek lunak dan setengah lunak
- Setek keras
- Setek daun
b. Cangkok
Untuk mencangkok, dipilihlah dahan minimal sebesar pensil atau ibu jari, dan kulitnya mudah dikelupas (tidak lengket).
Teknik mencangkok
- Kupas kulit dahan selebar 3-5 cm
- Buang lendirnya dengan mengerok atau melap dengan kain yang kering
- Biarkan 3-4 hari
- Kemudian tutup lukanya dengan mos yang dibasahi atau campuran antara tanah dan remah dengan kompos yang tua dengan perbandingan 1:1
- Balut mos atau tanah dengan lembaran plastik, dan ikat baik-baik di bagian atas dan bawah
- Dengan jarum lembaran plastik dilubangi agar sirkulasi udara dapat berlangsung.

c. Membikin Okulasi
Bagi yang telah biasa menanam satu jenis pohon misalnya buah-buahan dalam bentuk okulasi untuk dijadikan bonsai, tidak merupakan suatu problem yang pelit. Tapi tidak demikian halnya bagi seorang pendatang baru, yang ingin menyibukkan diri dalam seni bonsai dan harus didahului dengan membikin ekolusi sendiri.
Bibit ekolusi terdiri dari 2 (dua) bagian ialah :
- Batang bawah (onderstam)
- Batang atas (entrijs)
Langkah-langkah dalam perokulasian:
- Batang pokok bersihkan 15 cm di atas tanah
- Sayat kulit 10 cm dari atas tanah selebar 8 mm, dengan membikin keratan di bagian atas dan kanan kiri menurun ± 4 cm panjang
- Tarik kulit ke bawah, sehingga merupakan lidah, kemudian potong separuhnya
- Sayat mata dari dahan entrijs, dengan kayunya sedikit dari bawah ke atas, panjang ± 4 cm di atas mata yang merata, sehingga pas betul menempel pada keratan pohon pokok
- Angket kayu perlahan-lahan tanpa merusak matanya
- Kulit yang bermata, masukkan antara kayu dan kulit lidah batang pokok, yang telah dibuka, dan tempelkan kembali, usahakan matanya tidak tertutup
- Balut dengan tali raffia yang erat

C. Bakal Bonsai Dan Cara Menanamnya
Prinsip-prinsip menanam bonsai ini ialah:
- Pot dibikin dari tanah bakar, porselin atau plastik
- Air di dalam pot yang berlebih harus dapat mengalir keluar dengan sendirinya
- Jenis tanahnya adalah tanah yang tidak mudah padat atau plastik (liat/lengket)
- Tanah di dalam pot harus yang cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih
- Daya serap tanahnya terhadap air baik, sehingga dapat mempertahankan kelembapannya.  
1. Pot dan isinya
Pot merupakan sarana dalam kreasi bonsai yang tidak kalah penting dengan bonsai sendiri. Dengan bonsai, pot merupakan rangkaian yang harus harmonis, yang serasi dan atraktif dengan kata lain berukuran seimbang dengan bentuk bonsainya.
Pot bonsai dapat berbentuk: bulat, oval, segi lima, segi panjang dan sebagainya
Ukurannya : besar, sedang, kecil hingga kecil sekali, tinggi hingga rendah seperti talam
Warnanya : beraneka ragam
Lubang pembuangan air : Selain pot berbentuk baki, semua pot bonsai
diperlengkapi dengan satu atau lebih lubang pembuangan air, yang ditutup dengan gas plastik atau yang lain
Pada umumnya jenis tanaman tertentu membutuhkan campuran tanah yang khas bagi mereka. Resep umum medium untuk tanaman yang berdaun lebar (Beringin, getahperca, sawo, dan sebagainya) adalah:
50 % tanah liat sedang
20 % pasir dan
30 % kompos

2. Mengisi Pot
Mengisi pot untuk tanaman bonsai merupakan duplikasi dari keadaan yang sebenarnya di alam bebas. Lapisan paling atasnya atau topsil, tebalnya tidak lebih dari 35 cm bersifat cerul, penuh dengan humus, dan subur.
Lapisan kedua masih lunak, masih dapat menyalurkan air ke bawah menjadi air tanah. Lapisan ketiga bisa berbentuk lapisan tanah yang banyak batu-batuan berukuran beraneka ragam dan akhirnya lapisan paling bawah adalah lapisan induk batu yang kedap air.
Kesuburan dan tinggi rendahnya pertumbuhan tanaman tahunan tergantung pada tebal tipisnya lapisan kedua dan ketiga. Bila lapisan kedua dan ketiga bercadas, pertumbuhan akar tunggangnya terhalang. Tanah yang tidak dalam dan bercadas dalam musim kemarau banyak mengalami kekurangan air. Akibatnya ialah tanaman tahun yang tumbuh di atasnya tidak akan normal, alias pendek.

3. Pengamanan Isi Pot
Batu kerikil, pasir dan tanah bisa mengandung serangga tanah yang membahayakan tanaman bonsai, terutama cacing dan nematoda. Cacing tanah atau cacing hujan walaupun tidak akan merusak akar namun tetap saja dapat merisaukan. Selain serangga, jenis-jenis penyakit yang dapat mengakibatkan pembusukan pun bisa berada di dalam tanah maupun pasir. Biji-biji rerumputan dan sebaginya terdapat pula di pasir.

4. Cara Menanami Bonsai
Bakal bonsai dapat diperoleh melalui beberapa cara ialah:
- Membibitkan sendiri melalui penyemaian
- Membeli dari penjual bibit di pinggir jalan atau kebun bibit
- Mencari di luar halaman atau di alam bebas

5. Pemeliharaan Setelah Tanam
Setelah penanaman selesai, siram bakal bonsai dan tanahnya dengan mempergunakan spayer yang halus. Air penyiraman harus bersih dan tidak berlumpur dan nentral (tawar). Hentikan penyiraman jika air sudah berkelebihan dan mengalir ke luar melalui lubang air. Bila air nampak mengenang dan tidak mau keluar lubang air, ini merupakan pertanda bahwa lubang air tersumbat. Malapetaka kecil ini dapat diatasi dengan alat pengungkit.
Untuk menghindari permukaan tanah di dalam pot cepat mengering. Dapat ditutup dengan mos kering sebagai mulsa atau lumut hijau bilamana ada. Namun yang lebih praktis adalah dibungkus dengan lembaran plastik. Batu kerikil kecil-kecil dapat berfungsi juga sebagai mulsa.
Tempatkan kemudian bakal bonsai di tempat yang teduh, tidak banyak angin dan bebas dari gangguan anak-anak atau hewan kesayangan.
Untuk mempercepat tumbuhnya kembali (recovering) bakal bonsai dapat diusahakan dengan menutup seluruh tanaman dengan kantung plastik transparan.

D. Tahap-Tahap Pembentukan Bonsai
Membentuk tanaman kerdil alias bonsai pada hakikatnya ialah membuat duplikat dari bentuk-bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikasi ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap di bawah ukuran yang normal.
Bentuk bonsai dapat menggambarkan sejenis pohon yang bertahan terhadap keganasan alam, misalnya angin yang keras, badai laut di pinggir pantai yang berlaut-laut. Pohon nampak porak-poranda namun tetap survive.
Bonsai dapat menampilkan bentuk mahkota pohon indah secara individual, namun dapat pula berbentuk kebun mini. Kebun mini ini dapat berbentuk rata, namun dapat pula berbentuk puncak gunung dengan beberapa tanaman kerdil. Puncak gunung dapat nampak hijau karena tertutup mos atau berbentuk batu-batu karang yang menampilkan bentuk tanah yang kritis.
1. Tahap Pertama, Membentuk Kerangka Dasar
Bakal bonsai yang sudah siap untuk diberi kerangka dasar adalah yang sudah benar-benar sehat kembali, setelah mengalami pemindahan. Batang Pokoknya praktis sudah tidak tergoyahkan lagi dan sudah cukup mencapai ketinggian yang diperlukan pada akhirnya untuk dibentuk.
Kerangka dasar sementara sudah dimulai pada waktu memindahkan tanaman ke dalam pot bonsai. Sebelum membentuk kerangka dasar, rencanakan terlebih dahulu masak-masak bentuk bonsai yang dikhayalkan, dan bagaimana kira-kira bentuk bonsai pada akhirnya nanti.
Kerangka dasar ini terdiri dari rangkaian batang pokok dan beberapa dahan
Dahan-dahan yang dianggap berlebihan dipangkas dengan gunting pemangkas sedemikian rupa, sehingga habis pangkalnya. Tepatnya, luka bekas dahan nampak rata dengan permukaan kulit batang pokok.
Batang Pokok
Batang pokok dapat diatur sikapnya menjadi:
- Tegak lurus dengan dahan membentuk mahkota yang sistematis atau asimatris
- Berliku-liku namun menjulang ke atas
- Miring hingga menggelantung
- Berbatang pokok lebih dari satu yang tumbuh dekat leher akar atau lebih tinggi dan sebagainya.

2. Tahap Kedua Merubah Arah Dan Bentuk
Merubah bentuk dan arah tumbuhnya batang pokok dan dahan-dahan merupakan suatu paksaan dan memakan waktu hingga bentuk dan arah yang dikehendaki tercapai.
Untuk keperluan tersebut diperlukan sarana untuk memudahkan pelaksanaannya sebagai berikut:
- Kawat kuningan dari beberapa ukuran diameternya
- Tali raffia
- Tang untuk memotong kawat
- Gunting pemangkas
- Gunting biasa
- Pisau kecil yang tajam
- Tang yang runcing ujungnya
- Cellotape

E. Penyempurnaan Bentuk Bonsai
Tidak semua jenis tanaman dapat dikerdilkan. Misalnya tanaman advokat yang berdaun lebar dan panjang tidak. Mungkin memenuhi persyaratan agar daunnya bisa mengecil. Tanaman yang dapat memenuhi persyaratan untuk dikerdilkan adalah tanaman yang mempunyai daun berukuran kecil, misalnya Beringin, jeruk kingki (Triphasi aurantium), jenis-jenis coniper (cemara, pinus dll), delima (punika granatum), lo (ficus glomerata) dan sebagainya. Di samping berukuran kecil hendaknya mempunyai sifat mudah rontok.
Penyempurnaan bonsai kini letaknya untuk menyusun ranting-ranting dengan daunnya yang cukup lebat, namun seimbang dengan bentuk dan ukuran bonsai keseluruhannya.
Batang pokok dan dahan harus nampak tumbuh kuat, dan menghasilkan ranting-ranting dan daun yang sehat. Walaupun bagaikan suburnya pertumbuhan daun namun dalam peryempurnaan bentuk bonsai, batang pokok dan dahan harus nampak jelas tidak tertutup. kedua-duanya merupakan kerangka dasar, dan sebagai dasar yang harus tetap menonjol.
Langkah-langkah penyempurnaan ini dalam hakikatnya sangat mengasyikan pemiliknya. Setiap waktu yang senggang sering dimanfaatkan untuk meneliti pohon kerdil kesayangannya. Langkah-langkah penyempurnaan ini terdiri dari.
- Pemangkasan
- Pengetipan/pengurangan kuntum ranting maupun dahan
- Jika perlu menambah lakukan dan sebaginya.

1. Pengendalian pertumbuhan
Setiap orang mengetahui, bahwa tanaman khususnya yang berbentuk pohon, bila dibiarkan sekehendak hatinya, akan berbentuk pohon, bila dibiarkan sekehendak hatinya, akan meningkat tingginya dan akan melebar mahkotanya.
Setiap bagian yang dilengkungkan, sebagai reaksinya ialah mengeluarkan kuntum baru yang dapat menjadikan dahan maupun ranting mengakibatkan kuntum di bawah titik tumbuh yang semula pasif (tidur) akan aktif dan tumbuh.
Pengendalian pertumbuhan tersebut dilaksanakan melalui pemangkasan dan pengetipan / Pemetikan titik tumbuh
Dengan pemangkasan dibuangnya:
- Cabang/ dahan yang tumbuhnya di luar rencana akibat dari lengkungan atau yang tumbuh dari kuntum adventif
- Ranting-ranting yang tumbuhnya saling tindih yang tampil kurang sedap
- Ranting-ranting yang tumbuh ke arah bawah atau ke arah batang pokok
- Ranting-ranting yang lemah pertumbuhannya

2. Cara dan Waktu Pemangkasan
Memotong dahan atau ranting, dilakukan sebagai berikut:
- Potong sedekat mungkin dengan kuntum yang nampak sehat
- Bila ingin membentuk ranting baru, potong sedekat mungkin dengan ranting yang tumbuhnya sehat
- Bila memangkas cabang, Potonglah sedemikian rupa hingga lukanya rata dengan permukaan pangkal tumbuhnya. Tutup lukanya yang besar dengan paraffin.

3. Melilit Dahan Dengan Kawat
Melilit dahan-dahan yang memanjang karena pertumbuhannya masih dapat dilaksanakan. Tindakan ini dilakukan selama pertumbuhan baru, masih memungkinkan tanpa mengganggu bentuk dan penampilan bonsai selanjutnya
Langkah-langkah dalam penyempurnaan bonsai nampaknya sederhana. Tapi hasil yang cukup mengesankan baru dapat dicapai setelah beberapa tahun, ada yang tiga ada yang lima tahun lebih.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mengadakan pengkajian secara normative pada Bab II, maka penulis menyimpulkan, yaitu:
1. Bonsai adalah tanaman kerdil yang dipelihara di dalam pot yang beraneka ragam bentuknya dan warnanya.
2. Bagian-bagian tanaman yang dapat dibentuk menjadi bonsai adalah, batang pokok, dahan ranting dan akar.
3. Bibit atau benih yang dapat dijadikan bakal bonsai dapat dihasilkan melalui penyemaian biji, setekan, cangkokan, okulasi dan langkah-langkah tanaman yang masih bertunas.
4. Adapun prinsip atau cara menanam bonsai adalah:
? Pot dibuat dari tanah bakaran, porslen atau plastik.
? Air di dalam pot harus dapat mengalir jika berlebih.
? Jenis tanahnya harus yang tidak mudah padat.
? Tanah di dalam pot harus cerul, sehingga banyak mengandung udara bersih.
? Daya serap tanah terhadap air baik.
5. Membentuk tanaman bonsai ialah membuat duplikat dari bentuk pohon-pohonan di alam bebas. Skala duplikat ini bisa kecil, sedang, hingga cukup besar namun tetap dibawah ukuran.
RIRI INTAN APRILIA

Nama : Riri Intan Aprilia
Kelas : XI IPA plus 1
TTL : Palembang, 02 April 1995
Alamat : Jl. Peternakan 2 no.884 rt.18 rw.03 km 5 Palembang
Hobi : menonton tv
Motto: my parents are number one in my life :)  



Latar Belakang
Banyaknya kendaraan berbahan bakar fosil dan berbagai industri di
kota-kota membuat kualitas udara kota menurun dan membahayakan
kesehatan masyarakatnya. Warga kota terlalu sibuk dengan segala
aktifitasnya sehari-hari sehingga tidak bisa memikirkan selain
pekerjaannya. Kekurang pedulian masyarakat kota memperparah
polusi udara di kota. Dimulai dari asap kendaraan bermotor, asap
dapur sampai cerobong-cerobong industri. Kita sebagai penerus
kehidupan umat manusia haruslah menjaga lingkungan kita tinggal
yang kian hari semakin rusah. Pencemaran udara di kota dapat
ditanggulangi dengan menanam pohon, pembuatan hutan kota dan

1. Apa yang menyebabkan polusi udara?
2. Bagaimana dampak polusi udara terhadap kesehatan
manyarakat kota?
3. Zat apa saja yang menyebabkan polusi udara beracun bagi
tubuh kita?
4. Bagaimana mekanisme gangguan kesehatan akibat polusi udara
secara umum?
5. Apa solusi terbaik untuk mangatasi masalah ini?
Rumusan Masalah
lain-lain,hinggarciptalahgkungan yangyamanan sehat se te lin n d
untuk kita tinggali
Tujuan Pembahasan
Menyadarkan masyarakat kota-kota besar Indonesia akan pentingnya udara yang bersih dan sehat. Karena masyarakat kota kurang peduli terhadap lingkungan sekitanya. Pada halnya polusi udara sendiri tercipta akibat kegiatan masyarakat kota itu sendiri sehingga tidak ada pihak yang harus disalahkan atas polusi udara melainkan mansyarakat kota itu sendiri. Jadi, tidak akan pernah berhasil pengurangan dampak polusi udara jika kita tidak bersama- sama menanggulanginya. Perlu diingatkan di sini bahwa kegiatan positif yang kita lakukan juga untuk diri kita sendiri. Jadi mengapa kita tidak menyelamatkan lingkungan kita kalau kita juga akan selamat?
Kajian Pustaka
POLUSI udara kota di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya di Jakarta, telah sangat memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah dipublikasikan, termasuk risiko kanker darah. Namun, jarang disadari, entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.
Meskipun sesekali telah mulai turun hujan, tetapi coba sempatkan menengok ke langit saat udara cerah sejak pagi sampai sore hari. Langit di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia sudah tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Diperkirakan, dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita penyakit paru dan saluran pernapasan dengan sangat bermakna. Bukan hanya infeksi saluran pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit di berbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita penyakit asma dan kanker paru.
Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan lain-lain.
Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu diwaspadai, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan beberapa jenis polutan yang dianggap serius. Polutan udara yang berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, serta mudah merusak harta benda adalah partikulat yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida. Kesemuanya diemisikan oleh kendaraan bermotor.
WHO memperkirakan bahwa 70 persen penduduk kota di dunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedangkan 10 persen sisanya menghirup udara yang bersifat "marjinal". Akibatnya fatal bagi bayi dan anak-anak. Orang dewasa yang berisiko tinggi, misalnya wanita hamil, usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin memprihatinkan.
Kita perlu belajar melalui pengalaman dari negara lain dalam hal polusi udara kota ini. Pada tahun 1990-an dilaporkan bahwa di Cubatao, Brasil, terjadi tragedi lingkungan yang cukup fatal bagi bayi. Empat puluh dari setiap 1000 bayi yang lahir di kota itu meninggal saat dilahirkan, sedangkan 40 yang lain kebanyakan cacat atau meninggal pada minggu pertama hidupnya. Pada era tahun tersebut, dengan 80.000 penduduk, Cubatao mengalami sekitar 10.000 kasus kedaruratan medis, yang meliputi penyakit tuberkulosis (TBC), pneumonia, bronkitis, emfisema, asma bronchiale, serta beberapa penyakit pernapasan lain.
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, danprecursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate
Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan
pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitucoarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 ƒÊm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. 
 
 
SRIAYU PERMATASARI


Nama : Sriayu Permatasari
Kelas : XI IPA plus 1
TTL : Palembang, 12 Juni 1994
Alamat : Jl. Pajak permai komp. PT. Semen Baturaja no.59 km 11 palembang
Hobi : baca novel dan jalan-jalan
Motto : jadi apa yang kau inginkan dan buatlah orang disekelilingimu bahagia


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Karya ilmiah ini kami buat agar pembaca mengetahui bahwa perlunya asupan gizi yang cukup bagi balita. Karena akibat dari kekurangan gizi akan menyebabkan seseorang tidak produktif, penurunan kecerdasan dan ketahanan tubuh.
Gizi yang dibutuhkan balita disini adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air yang terkandung di dalam ASI. Hal ini akan dibahas lebih luas dalam bab pembahasan.
I.2. Tujuan penulisan
  1. Untuk mengikuti lomba karya ilmiah.
  2. Untuk menginformasikan pentingnya asupan gizi yang cukup bagi balita.
  3. Untuk menambah khasanah bagi para pembaca.
I.3. Metodologi

Dalam penulisan karya ilmiah ini digunakan data dari dua sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Yang dimaksud sumber primer adalah sumber yang berasal dari benda yang dibicarakan. Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari studi pustaka dan keterangan para narasumber.
Dari kedua sumber diatas yang paling banyak digunakan adalah sumber sekunder , karena sumber sekunder lebih terperinci. Adapun metode pendekatan yang digunakan adalah metode komporatif atau perbandingan dan analisis. Dengan menggunakan metode tersebut, data yang diperoleh dikelompokkan menurut jenisnya. Data-data tersebut dibandingkan dengan data yang telah diketahui fungsinya.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian ASI..

Asupan gizi yang dibutuhkan balita adalah ASI (Air Susu Ibu). ASI merupakan sebuah cairan yang berwarna putih yang menyerupai susu, yang banyak sekali mengandung nutrisi yang bersumber dari ibu. Ketika ibu tersebut sedang hamil dan biasanya dikeluarkan pada saat bayi lahir. Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu atau payudara ibu. Sebelum kehamilan payudara hanya terdiri dari jaringan lemak (adiposa) serta suatu system berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar atau duktus kelenjar yang belum berkembang.

II.2. Proses terbentuknya ASI.

Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dari plasenta janin. Selain mammotropin ada juga sejumlah besar estrogen dan progesterone yang dikeluarkan oleh plasenta. Sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar.
Walaupun estrogen dan progesterone penting untuk perkembangan fisik payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. Sebaliknya hormon prolaktin mempunyai efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. Hormone ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis dan kosentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain itu, plasenta mensekresikan sejumlah besar somatomamatropin korion manusia, yang juga mempunyai sifat laktogenik ringan sehingga menyokong protaktin dari hipofisis ibu.


II.3. Pengertian dan khasiat ASI eksklusif.

Jika sejak dulu para orangtua tahu betapa besarnya manfaat ASI. Pastilah sayang bila ibu harus memberi tambahan susu forula atau pisang lumat pada buah hati mereka. Khasiatnya menurut penelitian baru mencegah anak dari penyakit akut atau kronis.
Tentu saja bukan sembarang ASI yang punya manfaat luar biasa tersebut. Tetapi terutama ASI yang dikonsumsi bayi secara eksklusif. ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan tanpa dicampur dengan makanan atau cairan lain meski air putih sekalipun. Karena manfaatnya akan terserap tubuh sangat baik dan memberi perlindungan yang diperlukan bayi. ASI masih tetap perlu diberikan sampai bayi berusia 2 tahun, tapi bayi harus mendapatkan makanan pendamping.
Padahal bila diberikan ASI eksklusif seorang ibu tidak harus membeli susu formula. Dan ditambah lagi dengan manfaat yang lainnya. Sebab, berbagai penelitian telah membuktikan jika bayi usia 0-6 bulan diberikan hanya ASI saja. Pertumbuhannya jauh lebik baik dibanding bayi yang tidak mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena didalam ASI mengandung zat kekebalan yang dapat meningkatkan daya tahan anak terhadap penyakit cukup baik. Diantaranya mengandung lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh bayi.

II.4. Manfaat ASI.

Akhir-akhir ini banyak ibu yang selalu memberikan makanan pendamping kepada balitanya seperti susu formula, padahal susu formula yang diberikan kepada balita tidak cukup mengandung gizi yang dibutuhkan balita. Berikut manfaat ASI yang lebih terperinci dibanding dengan susu formula:

1.Manfaat ASI dibanding susu formula dilihat dari segi Kesehatan

a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi. Selama dalam kandungan bayi mendapatkan zat pelindung dari ibunya melalui plasenta. Setelah lahir, suplai zat pelindung ini terhenti digantikan ASI. Zat protektif seperti makrofag, limfosit, laktoferin, imunoglobulin, laktobasilus bifidus, dll dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi yang disebabkan bakteri, virus ataupun jamur .
b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d. Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak dari pada susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari Brochus Asociated Lympocyte Tissue (BALT) anti bodi pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) anti bodi saluran pernapasan dan Mammarry Asociated Lympocyte Tissue (MALT) anti bodi jaringan payudara ibu.
f. Faktor bifidus sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk memperhambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
g. Dari aspek Neurologis. Dengan menghisap payudara koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir lebih sempurna.
h. Mencegah anak mengalami obesitas (kegendutan).
i. Dapat menurunkan resiko kematian bayi dan penyakit kronis.
j. Daya tahan tubuh lebih kuat.

2. Manfaat ASI dibanding susu formula dilihat dari segi Psikologis

a. Mempererat jalinan kasih sayang antara ibu dan anak.
b. Memiliki pengaruh emosional. Sebab dengan memberikan ASI juga mempunyai pengaruh  emosional bagi ibu dan anak.
c. Anak merasa tentram , aman dan nyaman bila sedang menyusu pada ibu.
d. Anak merasa rileks bila menyusu pada ibu.
e. Mempererat jalinan naluri antara ibu dan anak.
f. Perasaan ibu menjadi tenang, bahagia dan menimbulkan percaya diri karena dapat memberikan ASI kepada buah hatinya.
g. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

3. Manfaat ASI dibanding susu formula dilihat dari segi Ekonomi

a. Harganya lebih murah dan hemat, karena biaya yang harus dikeluarkan selama sebulan memberi susu formula dari pada ASI yang murah dan lebih bagus nilai gizinya.
b. Cara penyajiannya jauh lebih praktis ketimbang susu formula.
c. Tidak perlu biaya untuk membeli botol dot susu.
d. Ketersediaan ASI jauh lebih banyak dari pada susu formula yang setiap bulannya harus diperbarui(dibelikan susu formula baru).

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Dari uraian diatas pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Pentingnya asupan gizi bagi balita supaya dapat meningkatkan pertumbuhan badan dan kecerdasan anak.
  2. ASI merupakan sumber makanan utama bagi balita yang banyak mengandung gizi yang sangat dibutuhkan tubuh.
  3. Balita mendapatkan ASI sebaiknya selama 2 tahun.
  4. Memberikan ASI eksklusif lebih baik daripada memberikan susu formula kepada balita.

III.2. Saran-Saran

Untuk menambah pengetahuan para ibu supaya lebih memperhatikan kebutuhan gizi pada anak terutama balita agar tidak terjadi kekurangan gizi yang menyebabkan seseorang tidak produktif, penurunan kecerdasan, dan ketahanan tubuh.
Marilah kita bersama-sama untuk memahami pentingnya gizi yang cukup untuk anak-anak supaya anak-anak kita tidak mengalami kekurangan gizi yang dapat menyebabkan beberapa penyakit.
Demikian karya ilmiah ini kami buat supaya menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami senantiasa menerima kritik dan saran dari para pembaca.


MONICA NOVRI ZONA


Nama : Monica Novri Zona
Kelas : XI IPA plus 1
TTL : Palembang, 07 November 1994
Alamat : Jl. Anggrek perum OPI jakabaring Palembang
Hobi : jalan-jalan
Motto : maju terus pantang mundur